Sekjen Kemenag Hadiri Rakor Bahas Penanganan Terorisme di Tanah Air

By Admin

nusakini.com--Sekjen Kementerian Agama Nur Syam mewakili Menteri Agama hari ini, Senin (5/2) menghadiri Rapat Koordinasi di Kementerian Polhukam membahas Penanggulangan Terorisme di kementerian/lembaga (K/L) dengan mensinergikan Program Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Rapat dipimpin oleh Menko Polhukam Wiranto. 

“Hari ini, Sekjen Kemenag Nur Syam rapat di Kemenko Polhukam membahas masalah terorisme di Tanah Air. Terorisme merupakan isu strategis dan mencakup antarnegara. Untuk itu, kementerian/lembaga kita harus bersatu dan bersama-sama menanganinya. Sesuai dengan tugas fungsi masing-masing tentunya,” ujar Tim Pelaksana Program Penanggulangan Terorisme BNPT perwakilan dari Kemenag Huharam Marzuki, Senin (5/2) 

Marzuki mengatakan, tak kurang dari 36 kementerian/lembaga pro aktif dalam penanggulangan terorisme di Tanah Air. 

“Ada 36 kementerian/lembaga pro aktif menanggulangi terorisme sesuai bidangnya masing-masing. Dan Kemenag sangat strategis untuk bagaimana melakukan deradikalisasi. Kemenag tidak menindak pada sisi penindakan, tapi dari sisi hulu, yakni pencegahan terhadap tindakan radikal, intoleran yang berujung pada terorisme, dan ini ada di seluruh unit eselon 1 kita,” imbuh Muharam yang juga Kapuslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Balitbang dan Diklat Kemenag tersebut. “Minimal, tim bertemu 2 kali dalam setahun," katanya. 

Dikatakannya, tugas Kemenag adalah bagaimana mengintegrasikan program deradikalisasi di madrasah-madrasah dan perguruan tinggi yang berada di wilayah Kemenag. Selain itu, juga pada buku-buku ajar dan bacaan yang diterbitkan Kemenag dan buku dari kementerian lain yang berkaitan dengan agama. 

"Di seluruh Direktorat Bimbingan Masyarakat Agama (Ditjen Bimas) kita, ada program pendidikan keagamaan, nah tugas Kemenag adalah bagaimana memasukkan kurikulum berbasis penanganan radikalisme dalam buku tersebut. Inti utama dari visi BNPT adalah bagaimana mewujudkan kerukunan umat beragama, yang pada ujungnya, negara kita bisa tentram, terbebaskan dari radikalisme, dari isu-isu terorisme,” lanjut Muharam. 

Muharam melihat, program penanganan terorisme ini tidak berkaitan dengan tahun politik. Dan, Indonesia oleh dunia dianggap berhasil menangani terorisme. 

“Banyak negara sahabat, salut dengan Indonesia dalam penanganan terorisme. Salah satu contoh adalah banyaknya mantan teroris kembali ke pangkuan Ibu pertiwi dan melakukan pembinaan kontra terorisme, dan itu sangat jitu. Jepang, bahkan mengirimkan bantuan semacam peralatan informasi teknologi untuk antisipasi terorisme pada acara Asian Games mendatang. Para mantan teroris dari Indonesia sering diundang ke Jepang, Eropa dan Amerika untuk membagi pengalaman bagaimana melakukan proses penyadaran,” katanya. 

Muharam menilai, Kemenag melalui penyuluh agama yang tersebar di penjuru Tanah Air, mampu membuat jaringan deradikalisasi hingga pelosok. 

“Kita akan kerja sama untuk meningkatkan kemampuan para penyuluh kita untuk menangani masalah terorisme. BNPT, Ditjen Bimas dan Balitbang siap melakukan itu. Sementara, Kemenag melalui Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) nya, melalui berbagai unit organisasi yang ada, bekerja sama untuk mensosialisasikan program deradikalisasi,” tuturnya. (p/ab)